Setelah menunggu 7 tahun lamanya, akhirnya jembatan Batu Rusa II berdiri di era Gubernur Erzaldi Rosman Djohan. Megah dan mewah adalah kesan yang diberikan saat melihat Jembatan Batu Rusa II di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Proyek pembangunan jembatan ini hampir rampung 100 persen dan rencananya akan diresmikan pada 29 Desember 2017.
Sejumlah strategi pembangunan pariwisata terus disinergikan, mulai dari dibangunnya Golden Gate Bangka Belitung dengan teknologi buka tutup yang dipercantik dengan lampu LED dan sejumlah CCTV, penataan kuliner dan play ground terbesar di Indonesia di pesisir Golden Gate tersebut, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang (dan juga KEK Tanjung Gunung, red), perluasan Terminal Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, pembangunan dermaga untuk bersandarnya kapal-kapal pesiar, serta sejumlah infrastruktur pariwisata lainnya.
“Jembatan EMAS memiliki panjang sekitar 784 meter. Jembatan ini dibangun dengan konstruksi cable stay dan sistem bascule (jungkit) pada bentang tengahnya. Sistem bascule digunakan untuk mendukung lalu lintas kapal di Sungai Batu Rusa menuju pelabuhan Pangkalan Balam. Dan dengan sistem cable stay, jembatan tersebut mampu menjadi pengaman bagi kapal kapal yang masuk tanpa izin,” Ujar Erzaldi Rosman Djohan saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta.
Jembatan megah tersebut dibangun membentang menghubungkan Kelurahan Ketapang, Pangkalpinang menuju ke Desa Air Anyer, Merawang. Selain menjadi ikon, jembatan ini dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas dua daerah itu.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memang tengah terus berbenah diri menjadikan pariwisata sebagai ujung tombak kemajuan membangun Babel yang selama ini menggantungkan kemajuannya pada industri Timah.
Tak heran bila Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan sejumlah infrastruktur di Bangka Belitung di penghujung Desember 2017 nanti, diantaranya Jembatan Emas atau Golden Gate, ikon pariwisata baru Babel itu. Disamping Terminal Bandara Depati Amir Pangkalpinang, PLTG Air Anyir Kabupaten Bangka, Logistik Berikat, juga Pintu Air PICE di Kabupaten Belitung dan Bandara HAS. Hanandjoedin menjadi bandara internasional.
Jembatan Emas senilai Rp 400 miliar lebih ini, memiliki sistem buka tutup atau bascule ini dalam pengerjaannya memakai konsultan ahli dari Inggris dan merupakan satu-satunya jembatan yang berteknologi bascule di regional Sumatera. Jembatan ini nantinya dapat membuka akses pariwisata daerah karena wisatawan yang melintasi jembatan dapat melihat langsung suasana dan keindahan Pantai Air Anyir, Pasir Padi yang terletak di Komatadya Pangkalpinang, PLTU Air Anyir di Kabupaten Bangka dan rumah sakit Pusat Malaria. Selain dapat menghidupkan daerah-daerah yang dilintasi wisatawan di Bangka Belitung.
Golden Gate Eko Maulana Ali Soeharso, demikian nantinya Jembatan Emas ini dinamai, tak hanya menawarkan kemegahan konstruksinya namun juga dihiasi lampu-lampu LED yang dikala malam hari, menjadi spot terbaik fotografi bagi wisatawan untuk mengabadikannya.
Yuk jalan jalan ke Bangka Belitung